Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan yang khusus ditujukan pada perancangan sistem otomatisasi. Sistem yang mempelajari konsep-konsep baru dengan pemanfaatan mesin atau komputer untuk memecahkan persoalan yang rumit dengan mengikuti kecerdasan manusia.
Salah satunya adalah pengembangan di ITB:
School of Internet (SOI) ITB yang berada di bawah koordinasi Unit Sumber Daya Informasi ITB (USDI ITB)
berdiri sejak tahun 2002 sebagai implementasi WIDE Project hasil
inisiasi University of Keio, Jepang. WIDE Project melahirkan program
bernama SOI Asia yang terdiri dari dua kegiatan yakni AI3 untuk
konektivitas internet dan SOI untuk kuliah jarak jauh. Pada awal
berdirinya, Universitas Keio menggandeng enam partner universitas Asia,
salah satunya ITB Dari kerjasama ini, School of Internet ITB lahir.
Akhir Januari 2002, SOI-Asia membangun peralatan kelas jauh di
Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Thailand. Pada tanggal 1
Februari 2002, kuliah jarak jauh perdana SOI Asia tentang IT sukses
diuji coba melalui sistem kuliah langsung (real-time style/live
lectures) maupun sistem kuliah tercatat (archive style/recorded
lectures) dengan dukungan teknologi multicast IPV6 bandwidth 35 Mbps.
Menurut Ketua SOI ITB Okky (KL�03)
sejak pertama kali diselenggarakan, kuliah jarak jauh SOI-Asia telah
diikuti oleh ratusan peserta. Kurikulumnya ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara Keio University dengan academic committee universitas
partner. Komite akademik terdiri dari dosen-dosen wakil dari setiap
universitas partner yang keahliannya sesuai dengan kurikulum yang akan
diajarkan.
Sistem perkuliahan SOI bersifat fleksibel, setiap materi perkuliahan
selalu bisa di-download dari website SOI Asia. School of Internet
mulanya hanya mengajarkan pengetahuan tentang teknologi informasi
Namun sejak bencana Tsunami tahun 2004, beberapa mata kuliah baru
seperti marine technology, dan disaster management mulai diajarkan.
Agenda Januari 2008, SOI Asia memberikan mata kuliah Advance IT Four
selama 12 pertemuan. Peserta School of Internet terbuka untuk umum tanpa
dipungut biaya alias gratis! Bahkan, hanya dengan mengikuti ujian
akhir, peserta berhak mendapat sertifikat langsung dari Keio University
Jepang. �Kuisnya ngga susah kok, asal ikut kuliahnya, pasti bisa. Karena
ngga ada sistem ngga lulus, semua pasti dapet sertifikat,�, kata Okky.
Ditannya apakah peserta juga mendapat gelar setelah �lulus�, sambil terkekeh Okki berujar �ya nggak lah.., berharap banget!�
INHERENT Project
Selain tergabung sebagai partner SOI Asia, Tim SOI ITB
juga berperan dalam pengembangan proyek INHERENT, yakni koneksi antar
universitas di Indonesia. Awal tahun 2007, jaringan INHERENT menjangkau
80 universitas di seluruh Indonesia. Kehadiran INHERENT yang
terselenggara atas kerjasama Dikti dan Bank Dunia, bermanfaat untuk
menyelenggarakan kuliah jarak jauh. Menurut Okky, hingga kini, ITB
telah memberikan lima mata kuliah jarak jauh ke universitas lain.
Diantarnya, mata kuliah Biomedik dibawakan oleh Bu Yoke, dosen elektro
ITB, kepada mahasiswa Universitas Udayana Bali. Universitas Syahkuala
Banda Aceh bahkan pernah menjadikan kuliah sinyal processing yang
diajarkan Armein Z Langi sebagai mata kuliah kurikulum.
Meskipun terpisah ratusan kilometer, sistem kuliah dengan video
conference tetap memungkinkan interaksi antara dosen dan mahasiswa. �ada
materi di power poin, video peserta, video dosen yang semuanya
realtime�, kata Okky. Selain untuk kegiatan kuliah, INHERENT juga
dimanfaatkan untuk menggelar teleconference antar pimpinan universitas.
�Jadi klo ada rapat, ngga perlu semua ke Jakarta�, tambahnya.
Okky berkisah, diantara 80-an universitas yang tergabung dalam INHERENT, ITB
merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang mempercayakan pengelolaan
videoconference sepenuhnya kepada mahasiswa S1. �Universitas lain
dikelola dosen, klo di UI minimal mahasiswa S2. Jadi klo ngasih
training, kita ngajarin bapak-bapak�, ujar Okky tertawa kecil.
Dari segi peralatan maupun riset, Tim SOI ITB terhitung mumpuni. ITB
merupakan satu-satunya PT Indonesia yang riset video conference-nya
sudah bergerak di bidang multimedia, sementara universitas lain masih
seputar network.
�Bukannya sombong, di Indonesia, ITB jadi acuan! Waktu kita beli polycom, universitas lain nyusul beli. Saat ini ada perusahaan dari Jakarta meminta SOI ITB
untuk menguji software viconf (video conference -red) keluaran
terbaru. Teknisi mereka juga belum bisa! Kalau report dari kita bagus,
mereka bakal menawarkan software itu keseluruh universitas di
Indonesia�, ungkap Okky serius.
�Antar operator harus ada komunikasi
biasanya klo keluar kita pake msn atau ym. Tapi kalo di INHERENT kan
banyakan yang ngurus orang tua. Mereka jarang onlen, jadi terpaksa pake
hp. Komunikasi antar operator di Indonesia masih jadi kendala terbesar�, tutur Okky soal kendala yang dihadapi.
Disinggung tentang SDM, pria yang terpilih menjadi ketua secara aklamasi
ini mengaku tim SOI yang aktif hanya ada tiga orang. Sebagai upaya
regenerasi, kini Okky telah mengantongi lima belas nama untuk dikader
sebagai penerus. Untuk bergabung dengan team SOI, seorang mahasiswa
diharapkan cakap berbahasa inggris. Soal keterampilan teknis, Okky yakin
asal dilatih sedikit saja, mahasiswa ITB pasti bisa.
Selain SOI-Asia dan INHERENT sebagai agenda rutin, beberapa kegiatan
insidental yang pernah ditangani oleh tim yang bermarkas di CCAR ini
antara lain Program UNESCO Megaconference Junior, telediagnosis APAN
Telemedicine, BRI Teleconference dan bahkan sidang TA jarak jauh
mahasiswa prodi penerbangan, dimana dosen pembibing menguji dari luar
negeri.
SOI memperoleh SDM dengan
merangkul unit ARC sebagai main resources dan Ganesha TV yang menguasai
teknologi broadcast. Upaya rekruitmen sudah dilakukan, hanya saja
publikasinya masih terbatas via milis admin ITB
source : http://www.itb.ac.id/news/1896.xhtml
Video : Kuliah Jarak Jauh Biomedik
No comments:
Post a Comment